Injil hari ini menyatakan sebahagian daripada doa Yesus kepada Bapa-Nya. Doa-Nya mengungkapkan keprihatinan-Nya yang paling mendalam terhadap murid-murid-Nya. Yesus menengadah ke langit dan berdoa: “Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, iaitu yang telah Engkau berikan kepada-Ku supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita.” Seperti mana-mana keluarga yang baik, perpaduan adalah nadi komunikasi: kesatuan. Keseluruhan! Oleh sebab itu, kepedulian terhadap anggota keluarga yang paling lemah akan menjadi ukuran yang mencerminkan kedewasaan dalam pemberian diri.

Yesus berdoa, “…Selama Aku bersama mereka, Aku memelihara mereka dalam nama-Mu, iaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku. Aku telah menjaga mereka dan tidak ada seorang pun dari mereka yang binasa selain dia yang telah ditentukan untuk binasa supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci.” Kebebasan individu adalah kudus, tanpanya kasih boleh dipersoalkan! Ya, Yesus berusaha bersungguh-sungguh untuk menyelamatkan Yudas. Dia membasuh kaki Yudas, namun dia, si pengkhianat, telah menyerah kepada godaan Setan.

Yesus berdoa, “Tetapi sekarang, Aku datang kepada-Mu. Aku mengatakan semuanya ini sementara Aku masih ada di dalam dunia supaya penuhlah sukacita-Ku di dalam diri mereka. Aku telah memberikan Firman-Mu kepada mereka dan dunia membenci mereka kerana mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia.” Apabila kita melihat dengan belas kasihan kepada mereka yang tidak bernasib baik, hati nurani kita mengarahkan diri kita kepada kebaikan setinggi-tingginya, yakin bahawa kasih lebih kuat daripada kebencian, dan dengan itu mengubah kesedihan menjadi kegembiraan.

Yesus berdoa, “Aku tidak meminta supaya Engkau mengambil mereka dari dunia tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari yang jahat. Mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia. Kuduskanlah mereka dalam kebenaran: Firman-Mu adalah kebenaran. Sama seperti Engkau telah mengutus Aku ke dalam dunia, demikian pula Aku telah mengutus mereka ke dalam dunia. Dan, Aku menguduskan diri-Ku bagi mereka supaya mereka pun dikuduskan dalam kebenaran.” Kebenaran membebaskan kita! Tidak ada yang lebih baik yang mungkin berlaku selain daripada kebenaran!

Dalam bacaan pertama, kebenarannya ialah Yudas telah tiada dan tersesat, dan penggantinya perlu dicari. Di bawah bimbingan Petrus dan dengan doa memohon pertolongan Tuhan, mereka memilih Matias untuk jawatan itu. Ya, sedar akan kejatuhan sifat manusiawi kita, walaupun kita lemah, berusahalah untuk melakukan apa yang benar dan adil; Tuhan akan datang membantu kita dan melampaui keterbatasan kita demi Kerajaan-Nya.

Untuk tujuan ini, St. Yohanes, dalam bacaan kedua, memanggil kita menuju kedewasaan dalam pemberian diri. Dia berkata, “Saudara-saudaraku yang terkasih, Allah begitu mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi. Tidak ada seorang pun yang pernah melihat Allah; tetapi jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita dan kasih-Nya sempurna di dalam kita.” Memang benar, kita hidup di dalam Allah dan Dia hidup di dalam kita, membagikan Roh-Nya. Bapa telah mengutus Anak-Nya untuk menyelamatkan dunia. Dengan mengakui bahwa Yesus adalah Anak Allah dan beriman kepada kasih-Nya, membenarkan Allah tinggal di dalam kita. Sesiapa yang mengasihi, tinggal di dalam Allah dan Allah tinggal di dalam dia, kerana Allah adalah kasih.

Saudara dan saudari, hari ini kita merayakan Minggu Komunikasi Sedunia ke-58, 2024. Tema Hari Komunikasi Sedunia tahun ini adalah Kecerdasan Artifisial dan Kebijaksanaan Hati: Menuju Komunikasi Yang Sungguh Manusia. Paus Fransiskus mendesak umat manusia untuk memupuk kebijaksanaan hati di era kecerdasan artifisial. Oleh kerana itu, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat baik secara langsung mahupun tidak langsung dalam SOCCOM Paroki kita.

Dengan rasa syukur di dalam hati, kita melayani Tuhan.

Fr. Thomas Madanan

The Gospel today presents part of Jesus’ priestly prayer to His Father. His prayer expressed His most profound concern for His disciples. Jesus raised his eyes to heaven and said: ‘Holy Father, keep those you have given me true to your name, so that they may be one like us. Like any good family, unity is the heart of communication: oneness. Wholeness! So, the care for the weakest member of the family would be the measure reflective of the maturity of self-giving.

Jesus prayed, “…While I was with them, I kept those you had given me true to your name. I have watched over them and not one is lost except the one who chose to be lost, and this was to fulfil the scriptures. Individual freedom is sacred, without which love is questionable! Yes, Jesus was all out to save Judas. He washed his feet, and yet he, the betrayer, had given in to Satan’s lure.

Jesus prayed, “But now I am coming to you and while still in the world I say these things to share my joy with them to the full. I passed your word on to them, and the world hated them, because they belong to the world no more than I belong to the world.” When we look with compassion to the unfortunate, our conscience recoiled of us to orient ourselves to the highest possible good, convinced that love is stronger than hatred, and so turn sorrow into joy.

Jesus prayed, “I am not asking you to remove them from the world, but to protect them from the evil one. They do not belong to the world any more than I belong to the world. Consecrate them in the truth; your word is truth. As you sent me into the world, I have sent them into the world, and for their sake I consecrate myself so that they too may be consecrated in truth.’ The truth set us free! There is nothing better that could possibly happen apart from the truth!

In the first reading, the truth is that Judas is gone and lost, and a replacement for him has to be found. Under Peter’s guidance and with prayer for God’s help, they elected Matthias for the post. Yes, mindful of our fallen human nature, weak as we are, strive to do what is right and just; God will come to our aid and transcend our limitations for the sake of His Kingdom.

To this end, St. John, in the second reading, calls us to the maturity of self-giving. He said, “My dear people since God has loved us so much, we too should love one another. No one has ever seen God; but as long as we love one another God will live in us and His love will be complete in us.” Indeed, we live in God and He lives in us, sharing His Spirit. The Father sent His Son to save the world. Acknowledging Jesus as the Son of God and having faith in His love allows God to live in us. Anyone who loves lives in God and God lives in them, for God is love.

Brothers and sisters, today we celebrate the 58th World Communications Sunday 2024. This year’s World Communications Day theme is Artificial Intelligence and the Wisdom of the Heart: Towards a Fully Human Communication. Pope Francis urges humanity to cultivate the wisdom of the heart in the age of artificial intelligence. So, I would like to thank all directly or indirectly involved in our Parish SOCCOM.

With thanksgiving in our hearts, we will serve the Lord!

Fr. Thomas Madanan