REFLEKSI REKTOR (24HB MAC 2024) (BM/EN)

  • BM
  • EN

Yesus dalam Injil minggu lalu membangkitkan Lazarus daripada kematian. Hari ini, pada Minggu Palma, Dia dipuji sebagai Raja-Mesias dan Juruselamat dunia. Dalam perjalanan Prapaskah kita menjelang peristiwa bersejarah ini, kita menghadapi godaan, transfigurasi, wanita Samaria, dan penyembuhan seorang yang buta. Melalui semua ini, kita dapat melihat bahwa Allah adalah kasih, dan oleh karena itu, Yesus memanggil kita untuk menerima kematangan dalam pemberian diri.

Yesus memasuki Yerusalem pada Minggu Palma menandakan permulaan Kerajaan-Nya, yang akan disempurnakan melalui Kematian dan Kebangkitan-Nya semasa Paskah. Peristiwa ini sesungguhnya memulai Minggu Suci, masa pengabdian besar terhadap Sengsara Yesus Kristus dan sering disebut sebagai Minggu Agung. Ingatlah bahwa walaupun Yesus mengasihi Lazarus, Dia membiarkan Lazarus mati demi perwujudan kemuliaan Allah, yang akan lebih bermakna dalam membangkitkan Lazarus daripada menyembuhkannya dari penyakit kritisnya, panggilan untuk memberikan diri sepenuhnya, iman supernatural!

Yesus menunggang seekor keldai dalam perarakan ke Yerusalem, mengetahui bahwa hal itu akan membangkitkan reaksi dari para pemimpin agama yang merasa terancam oleh pesan-Nya. Walaupun mereka menuduh Yesus menghujat dan bersaksi palsu, namun pesan harapan dan kasih-Nya akan terus memberi inspirasi dan mengubah kehidupan.

Reaksi orang banyak terhadap kedatangan Yesus di Yerusalem sangat gembira dan menyambut. Mereka menggunakan kata-kata dari Mazmur 118 untuk menerima Dia, sambil berseru “Hosana bagi Anak Daud!” dan memuji-Nya dengan daun-daun palma. Hal ini terjadi semasa Paskah ketika mereka mengharapkan pembebasan dari pendudukan Romawi.

Politik masyarakat menyebabkan penolakan, penderitaan, dan kematian-Nya. Namun jangan sampai kita melupakan kemuliaan salib Yesus. Pikullah salibmu setiap hari dan ikuti Dia, karena tidak ada kebangkitan tanpa penyaliban. Dengan senang hati dan rela menerima segala sesuatu sebagai anugerah, karena Kristus menjadi miskin supaya kita menjadi kaya. Hiduplah dalam ketaatan kepada Tuhan dan alami kepuasan hidup yang ditujukan bagi kita.

Mari kita ingat bahwa Yesus Kristus dilahirkan di dalam gua orang asing dan dikuburkan dalam kubur orang asing, menunjukkan sikap tidak mementingkan diri sendiri untuk menyelamatkan manusia. Kita akan menutup makam Yesus di Taman St. Yusuf setelah ibadah Jumat Agung pada pukul 3 sore dan membukanya kembali pada pukul 5 pagi pada hari Minggu. Gerakan ini mengingatkan kita tentang Misteri Paskah dan memberi inspirasi kepada kita untuk mendalami kebenarannya. Pengabdian kita kepada Yesus Kristus menentukan nasib kekal kita.

Hari ini, semasa kita semua melakonkan kembali kegembiraan orang banyak dan menyambut Juruselamat kita dengan daun-daun palma, marilah kita menghayati tindakan suci ini untuk menerima Yesus ke dalam hidup kita. Lebih-lebih lagi, apabila kita melihat tahun 2033, 9 tahun dari sekarang, kita maju dengan berani, mengingat ulang tahun ke-2000 penebusan kita, penebusan umat manusia. Dengan rasa syukur di dalam hati, kita akan melayani Tuhan.

Fr. Thomas Madanan

Jesus, in the Gospel last week, raised Lazarus from the dead. Today, on Palm Sunday, He is hailed as the King-Messiah and the Saviour of the world. On our Lenten journey leading up to this historical event, we encountered the temptations, transfiguration, the Samaritan woman, and the healing of a blind man. Through all of this, we can see that God is love, so Jesus calls us to embrace the maturity of self-giving.

Jesus’ entry into Jerusalem on Palm Sunday marked the beginning of His Kingdom, which was to be accomplished by His Death and Resurrection during the Passover. This event solemnly opens Holy Week, a time of great devotion to the Passion of Jesus Christ and often referred to as the Great Week. Remember that though Jesus loved Lazarus, He let him die for the manifestation of God’s glory, which would be more significant in His raising Lazarus to life than curing him of his critical illness, a call to total self-giving, supernatural faith!

Jesus rode a donkey in a parade to Jerusalem, knowing it would provoke a reaction from the religious leaders who were threatened by His message. Despite their accusations of blasphemy and heresy, His message of hope and love will continue to inspire and transform lives.

The people’s reaction to Jesus’ arrival in Jerusalem was joyful and welcoming. They used words from Psalm 118 to receive Him, shouting “Hosanna to the Son of David!” and praising Him with palm branches. This happened during Passover when they hoped for freedom from the Roman occupation.

The people’s politics led to His rejection, suffering, and death. But let us not forget the glory of Jesus’ cross. Carry your cross daily and follow Him, for there is no resurrection without crucifixion. Joyfully and willingly accept all as gifts, for Christ became poor for us to become rich. Live in obedience to God and experience the fullness of life intended for us.

Let’s remember that Jesus Christ was born in a stranger’s cave and buried in a stranger’s grave, showing complete selflessness to save humanity. We’ll close the tomb of Jesus at the Garden of St. Joseph after the Good Friday service at 3 pm and reopen it at 5 am on Sunday. This gesture reminds us of the Paschal Mystery and inspires us to delve deeper into its truth. Our devotion to Jesus Christ determines our eternal destiny.

Today, as we all re-enacted the joy of the country crowd and welcomed our Saviour with palm branches, let us internalize this sacred act to receive Jesus into our lives. More so, when we look at the year 2033, 9 years from now, we forward boldly, remembering the 2000th anniversary of our redemption, the redemption of humanity. With thanksgiving in our hearts, we will serve the Lord.

Fr. Thomas Madanan